"Selamat datang di blognya val.... menemukan berbagai cerita cinta dan tips cinta

Sabtu, 28 Februari 2009

Istri bahagia = Keluarga Bahagia????

Beberapa waktu yang lalu val nonton talkshow oprah dengan bintang tamu Seal dan istrinya, (siapa tuh namanya, supermodel blonde tea). Pasangan ini udah lumayan lama menarik perhatian val, selain karena perbedaan warna kulit yang sangat menonjol, mereka punya tiga anak yang semuanya masih balita, juga karena saat Seal menikahi istrinya, istrinya ini dalam kondisi hamil beberapa bulan yang bukan merupakan tanggungjawab Seal. Jd yang ngehamilin siapa, yang nikahin siapa, waks!!!!

Yang menarik, saat Oprah tanya “Bagaimana kalian mengatur kehidupan kalian sehingga (kelihatannya) selalu mesra, bahagia dll dengan tiga anak??”. Seal ngejawab dengan mantap “Untuk saya, istri selalu menjadi prioritas pertama, anak kedua, dan karier ketiga”. Jawaban yang cukup menarik menurt val, soalnya biasanya prioritas pertama anak dulu kan?. Ternyata ibu Oprah juga mikir hal yang sama, dan waktu dia tanya “Kok istri duluan, bukan anak?”, Seal ngejawab “Because if my wife happy, then the whole family will be happy”.

Hmmm, ada benernya juga ya, selama ini yang ada di bayangan val, setelah berkeluarga maka keluarga (dalam hal ini anak dan suami) adalah prioritas pertama, padahal kalau seorang istri dan seorang ibu tidak bahagia menjalaninya, untuk apa? Bener banget yang dibilang om Seal kalo ibu adalah “ruh” dalam keluarga. Kalau dia bahagia, otomatis kebahagiaannya akan me’nular’i seluruh keluarga. Dan keluarga bahagia tentu saja merupakan cita-cita kita kan???

Tappiii, meskipun ada betulnya, kok rasanya agak egois ya? Rasanya udah lumrah dan bahkan jadi tuntutan kalo seorang ibu mengorbankan segala sesuatu untuk kebahagiaan keluarga. Banyak banget val denger cerita temen2 yang ‘mengorbankan’ segala sesuatu demi kebahagiaan keluarganya. Meskipun terkadang hati suka ga setuju juga sih, apakah membahagiakan otomatis berarti mengorbankan kebahagiaan pribadi?? Engga juga kan...

Mungkin yang lebih tepat, cari titik optimal dimana keluarga tetap menjadi prioritas utama, tanpa mengorbankan kebahagiaan ibu. Maksudnya, sudah sewajarnya kalo si ibu kadang2 berkorban dan melakukan hal-hal untuk membahagiakan keluarganya kan. Tapi semua itu harus dilakukan dengan sadar dan tidak terpaksa. Karena memang pada dasarnya manusia senang membahagiakan orang dan dengan melakukan itu kita jadi merasa bahagia. Tapi, kalo pada suatu titik, upaya kita membahagiakan orang di sekitar kita ternyata malah ‘menyengsarakan’ kita, membuat kita terus-terusan mengeluh, tersiksa, dan akhirnya merasa tidak bahagia kayanya ga ada salahnya juga klo kita intrsopeksi sejenak. Siapa tau ada cara lain yang bisa kita lakukan untuk membahagiakan keluarga tanpa harus mengorbankan kebahagiaan kita sendiri, tul ga???

Tidak ada komentar:

Posting Komentar