"Selamat datang di blognya val.... menemukan berbagai cerita cinta dan tips cinta

Sabtu, 28 Maret 2009

akhirnya..........

terima kasih Royco....
akhirnya yang val tunggu2 dateng juga...
xixixixixix...norak ya...
narsia.com ah....
horeeeeeee...akhirnya dateng juga..bingkisan dari royco
val dah nunggu2 lamaaa bangetz...
tadi siang pak pos bawa bingkisan buat val...
senengnya....
meskipun ga seberapa..yang namanya bingkisan kan ..teteup....
akhirnya dengan semangat perjuanagn 45 Merdeka!!!
dapet juga neh bingkisan..
thanks ya Royco.....
mmuachh........

Penasaran...? »»

betapa kuasa Allah...

betapa kuasa Allah maha Dahsyat.....
masjid yang masih berdiri kokoh walau di terjang bah...


Penasaran...? »»

turut berduka cita...

keluarga besar Val family ..
mengucapkan "turut bela sungkawa atas tragedi di situ gintung- ciputat







Penasaran...? »»

maapin adek ma........

kata maap......
lebih susah memberi maaf ato minta maaf c????
sebagian orang akan bilang susah memaafkan....

sebagian lagi akan bilang susahnya minta maaf........
tapi buat val.....
dua kata itu sama nilainya...memaafkan dan minta maaf........
val juga selalu mengajarkan ke anak2
untuk saling memaafkan
entah itu minta maaf atopun memberikan maaf....
val sendiri juga tidak malu kok untuk meminta maaf
kepada anak2 jika memang mama val ada salah....
barangkali mama udah marah2....

betapa ....terharunya ketika anak kita mampu berucap "maaf....ma..."
" adek..jangan gangguin kakak mulu duonk....."
"kakak mo nangis tuh........" "ndak boleh nakal donk sayang.."
adek diem aja....
diapun menulis di secarik kertas ...
dengan bahasanya sendiri..maklum anak TK

"mama m k n raya..."
"apa ini mama cuma tau mama sama raya doank..yang m k n ini apa? jawabnya..."mama..maapkan raya..."
duh....serrrrrr...rasanya......begitu kata maaf mampu dia ucapkan dengan tulus...

Penasaran...? »»

terima kasih sayang....


terima kasih sayang.....
kata yang selalu val ajarkan buat anak2 val
dan terimakasih itu begitu amat berharga apalagi untuk ukuran anak2 melihat ekspresinya ketika kata terima kasih di tujukan untuknya duh......so sweet.... cerita dari mama vs odith mama lagi jemur baju di sebelah rumah yang kebetulan hampir maghrib kak odith nyariin mama
"mama di sini sayang..."
" oh.....iya ma"
odithpun lalu masuk rumah sebentar
ternyata ...odith nyalain lampu buat mama
"dah nyala ma?"

"udah sayang.....terima kasih..."

"iya mama.....sama2...."
satu lagi...raya vs mama

"bagi dunk coklatnya buat mama dikit aja.."
"ini ma...."
" oh ...iya..."
"hayo mama bilang apa??" "o..iya...terimakasih sayang...."
"sama2 mama..."

liat ekspresinya...betapa bahagianya ketika ada ucapan terimakasih dari apa yang telah ia lakukan...

val merasa beruntung...
ternyata apa yang val ajarkan untuk selalu bilang terimakasih begitu melekat....

terimakasih sayang....

Penasaran...? »»

Minggu, 22 Maret 2009

mawar punya arti lo.......

mawar punya arti lo.......
jangan salah pilih bunga mawar lo...... bunga mawar punya makna yang berbeda menurut warnanya.......

Mawar Merah

Yups… tak diragukan mawar merah adalah bunga mawar yang paling umum untuk menyatakan perasaan cinta anda. Merah melambangkan cinta, keindahan, rasa hormat, romantisme dan bahkan sebagai pujian.

Mawar Putih

Saat Valentine day orang berbondong-bondong mengirimkan mawah merah, kenapa anda tidak tampil beda. Berikanlah Mawar Putih pada kekasih hati anda. Putih sebagai lambang cinta sejati, kesucian, kemurnian hati dan keagungan, akan lebih meyakinkan pada sang kekasih bahwa anda begitu mencintai dan menyayanginya.

Mawar Pink (Merah Muda)
Kalau mawar yang ini sangat cocok diberikan kepada teman atau keluarga sebagai penghargaan kepada mereka. Pink melambangkan kebahagiaan, penghormatan, kelembutan dan tentunya pujian.

Mawar Kuning
Sangat cocok diberikan pada teman atau keluarga setelah terjadinya konflik atau pertengkaran. Mawar kuning melambangkan persahabatan, kekeluargaan, keceriaan dan kegembiraan.

Mawar Kuning dengan strips Merah
Kalau yang ini, sangat cocok diberikan bila anda sedang jatuh cinta pada teman sendiri. Karena selalu bersama-sama, belajar bersama, jalan-jalan bersama, liburan bersama, makan bakso bersama, sampai curhat-curhatan tak disangka akhirnya timbul rasa sayang dan cinta di hati untuk teman anda itu. Tunjukkan perasaan cinta pada teman anda tersebut dengan rangkaian mawar kuning berstrip merah. Yang terpenting, asal jangan anda jatuh cinta pada teman yang sesama jenis!

Penasaran...? »»

Kamis, 19 Maret 2009

cerita cinta semakin indah: cerpen

cerita cinta semakin indah: cerpen

Penasaran...? »»

tentang cinta

tentang cinta......

sebenernya apa c yang kamu ketahui tentang cinta???

Cinta
berpijak pada perasaan sekaligus akal sehat,....cinta dipilih berdasar hati...bukan nafsu apalagi kasihan...

Hanya butuh 1 menit untuk dapat suka dengan seseorang, hanya butuh 1 jam untuk menyukai seseorang dan 1 hari untuk mencintai seseorang tapi butuh waktu seumur hidup untuk melupakan seseorang. Pergilah untuk seseorang yang membuatmu tersenyum karena hanya butuh senyuman untuk membuat hari yang gelap terlihat terang. Tuhan memberi kita dua kaki untuk berjalan, dua tangan untuk memegang, dua telinga untuk mendengar dan dua mata untuk melihat. Tetapi mengapa Tuhan hanya menganugerahkan sekeping hati pada kita? Karena Tuhan telah memberikan sekeping lagi hati pada seseorang untuk kita mencarinya. Itulah namanya Cinta.

Cinta dapat mengubah pahit menjadi manis, debu beralih emas, keruh menjadi bening, sakit menjadi sembuh, penjara menjadi telaga, derita menjadi nikmat, dan kemarahan menjadi rahmat.

Sungguh menyakitkan mencintai seseorang yang tidak mencintaimu, tetapi lebih menyakitkan adalah mencintai seseorang dan kamu tidak pernah memiliki keberanian untuk menyatakan cintamu kepadanya.

Jangan mencintai seseorang seperti bunga, kerana bunga mati kala musim berganti. Cintailah mereka seperti sungai, kerana sungai mengalir selamanya.

Cinta mampu melunakkan besi, menghancurkan batu, membangkitkan yang mati dan meniupkan kehidupan padanya serta membuat budak menjadi pemimpin. Inilah dasyatnya cinta !

Penasaran...? »»

Bila Cinta Berbicara

Bila Cinta Berbicara

Suatu ketika, seorang wanita kelihatan amat sedih. Wajahnya kusut masai. Air mukanya letih menahan tangis. Rupanya, dia baru saja kehilangan anak tercintanya untuk selama- lamanya.

Atas nasihat orang di desa, ia menemui seorang tua bijak di pinggir hutan. Mereka berkata, siapa tahu orang bijak itu dapat membantu menyelesaikan masalahnya. Kerana merasa amat cinta kepada anaknya yang telah mati itu, ia amat berharap agar dapat bertemu dengan orang bijak itu. Ditempuhlah perjalanan yang jauh dengan cepatnya.

Sesampainya disana, dia bertanya, “Guru, apakah Anda memiliki ramuan ajaib untuk mengembalikan anakku?”

Sang Guru tidak berusaha untuk berbalah atau menghalau wanita itu kerana permintaannya yang tidak masuk akal.

Dia cuma berkata, “Carilah bunga merah dari rumah yang tidak mengenal “kesedihan”. Setelah kamu bertemu bunga itu, kita akan bersama-sama membuat ramuan ajaib untuk menghidupkan kembali puteramu.”

Selesai mendengar itu, wanita tersebut segera berangkat mencari kemahuan sang guru.

Dalam perjalanan, dia nampak bingung. Tak ada satu petunjuk pun tentang di mana dan bagaimana bentuk rumah itu. Hinggalah, dia tiba di depan rumah mewah.

“Mungkin, penghuni rumah itu tak pernah mengenal kesedihan,”ucap wanita itu dalam hati.

Setelah mengetuk pintu, dia berkata, “saya mencari rumah yang tidak pernah mengalami kesedihan. Inikah tempatnya ?”

Wajah sang wanita masih memperlihatkan raut bersedih. Dari dalam rumah, terlihat wajah yang tak kalah sedih.

Pemilik rumah itu menjawab, “Kamu datang ke rumah yang salah.”

Pemilik rumah itu bercerita tentang tragedi yang dialami keluarganya . Ia tak hanya kehilangan seorang anak, tapi juga suami dan kedua orangtuanya kerana kemalangan. Si wanita berasa amat kecewa.

Namun, dia menjadi terharu dengan cerita tuan rumah. Ia berfikir, “Siapa yang boleh membantu orang yang nasibnya lebih malang dari saya ini?”

Dia memutuskan untuk tinggal di sana dan menghiburkan pemilik rumah itu. Beberapa hari lamanya, dia bersama wanita pemilik rumah itu, saling bantu-membantu untuk menjalani hidup.

Beberapa minggu berlalu, wanita itu pun berasa si tuan rumah sudah kelihatan lebih baik. Lalu, ia berangkat lagi mencari rumah berikutnya. Tetapi, ke mana pun dia pergi, selalu bertemu kesedihan orang lain. Akhirnya, dia berasa bertanggungjawab untuk menghiburkan semua orang yang dikunjunginya. Hingga akhirnya, dia pun melupakan misinya.
Note :
Kita belajar makna cinta dari seorang ibu yang menyusui anaknya dalam dukungan. Kedua belah tangannya sibuk membetulkan selimut si bayi. Dalam dadanya tiada sesuatu selain ketulusan memberi atas nama cinta.

Kita belajar makna cinta dari seorang ayah yang membawa pulang sekarung padi dan sejag air setelah seharian berpenat-lelah di sawah. Dalam dadanya, tiada sesuatu selain kegembiraan memberi atas nama cinta.

Kerana cinta bukan hanya sekadar pelukan hangat, belaian lembut, atau kata-kata penuh romantis. Kita belajar apa itu cinta dari apa pun yang ada di muka bumi. Dari cahaya matahari, dari sepasang merpati, dari sujud dan tengadah doa. Dari apapun!

Pada semua kelahiran yang bersambut dengan cinta, hingga kematian dalam cinta, kita dalam hidup ini, tiada lain selain mewujudkan cinta.

Kerana itu, tiada yang boleh kita lakukan selain atas nama cinta kita yang teragung: cinta buat Yang Maha Agung, Allah SWT.

Apapun keputusan-NYA buat kita, Allah yang berbicara, yang menentukan untung-nasib kita, kerana setiap sesuatu yang menyedihkan itu ada hikmah-Nya.

ada sumbernya....

Penasaran...? »»

Minggu, 15 Maret 2009

cerpen

neh cerpen kiriman dr temen forum.....

RIVAL SEJATI

By Sarimoon

Renata..Ya nama itu. Kalau mendengar nama itu, aku pasti mengingat seseorang. Ketika ku mendengar seorang presenter infotainment di televisi menyebut nama dirinya Renata, pikiranku langsung mengarah kepada seseorang yang sangat ku kenal. Ketika adikku cerita soal seorang gurunya yang bernama Renata, lagi-lagi aku ingat orang yang sama. Lalu ketika aku membaca nama seorang model di majalah yang namanya (kebetulan) Renata, ya..aku makin menjadi-jadi ingat kepada seseorang yang benar-benar kukenal luar-dalam. Ya, Renata itu. Seorang Renata yang selalu ada di hati…

Tapi jangan salah sangka. Aku tak mau ada yang menafsirkan kami punya hubungan spesial. Ih..BUKAN!!! Bukan karena Renata itu sahabatku. Bukan pula teman curhatku. Apalagi teman sehati. Bukan! Bukan! Kupastikan, kalau dia bukan orang yang paling dekat denganku. Melainkan teman yang bukan teman. Dia memang selalu menjadi pikiranku. Makanya selalu ada di dalam hati.

Aku mengenalnya sejak SMU. Dia bukan teman sekelas. Awalnya aku tahu dia, hanya sekedar nama saja. Hingga kemudian kami saling mengenal satu sama lain dalam organisasi OSIS pastinya. Kami sama-sama masuk dalam divisi kesenian. Aku suka musik, sastra dan segala yang namanya seni. Renata begitu juga. Karena kami satu divisi, kami suka diskusi. Tapi diskusi yang alot dan saling berebut argumen. Kami saling berebut perhatian siapa saja. Bukan saja soal organisasi, melainkan sampai bersaing dalam soal nilai pelajaran, rangking, merebutkan PMDK - sistem lolos masuk perguruan tinggi negeri tanpa ujian UMPTN/SPMB lagi- dan merebut perhatian Anjas, cowok yang menurut kami paling oke di sekolahan. Kami jelas-jelas mengakui kalau kami saling bersaing. Tak ada yang kami tutup-tutupi. Bahkan tak ada yang berani mendamaikan kami. Benar-benar gila kalau mengingat itu.

Ya..kejadian itu sudah sepuluh tahun lalu. Sudah lama, memang. Untungnya kami tidak satu kampus. Aku merebut bangku di perguruan tinggi negeri di Depok. Dan Renata memilih kuliah di Boston, Amrik. Padahal kalau dia mau, dia juga lulus dan masuk di kampus yang sama denganku. Untung dia memilih patuh pada perintah ayahnya, jadilah dia tinggal di Amrik sekian lamanya. Kuliah dan sempat bekerja disana. Syukurlah..aku tidak pernah bertemu dengan sosoknya lagi. Hingga rasa lega itu harus ku tahan dulu, karena kini..sosok Renata ada di hadapanku..

Aku sempat terkesiap. Tidak menyangka akan bertemu dia kembali. Bukan suatu hal yang menyenangkan. Mengapa harus bertemu dengan dia lagi? Pasti dia punya pikiran yang sama denganku. Aku kenal sekali Renata. Walau kini penampilannya berbeda dengan masa sekolah dulu. Tapi dia tetap Renata yang kukenal. Hanya rambut panjangnya yang hitam legam dulu suka dikuncir kuda, kini dibiarkannya tergerai lepas. Kini dia ber-make up. Wajahnya yang tirus, dagunya yang tajam, alisnya yang bak semut beriringan, bola matanya yang kecil, dan pipinya yang bersih mulus tampak lebih ‘berwarna’. Tubuhnya yang tinggi semampai dulu memang bongsor diantara teman-teman yang lain. Tapi sekarang jadi tampak menarik bak peragawati. Apalagi blazer yang dikenakannya juga menambah pesona seorang Renata. Walau aku tidak ingin (dan jangan sampai) terpesona dengan penampilannya sekarang itu.

“Renata…” aku menyebutkan namanya hampir berbisik. Perempuan itu menatapku tajam. Kami saling memandang seperti mata elang yang baru saja melihat mangsanya. “Herian,” katanya menyebut namaku dengan datar. Sikap kami bukan seperti teman lama yang harusnya saling kangen dan pakai peluk cium segala. Justru kami saling terpaku. Berjabat tangan pun tidak. Justru kami menyesal dalam hati masing-masing, mengapa kami harus bertemu kembali? Itu terbaca dalam bahasa tubuh kami masing-masing. Sampai-sampai orang yang berada disekitar kami dan melihat gelagat kami akan merasakan aura permusuhan diantara kami.

Ya, seperti yang sudah-sudah..Sepertinya takdir memang berkata demikian pada kami. Kami memang selalu dipertemukan dalam suasana yang saling memerebutkan sesuatu. Suasana saling bersaing. Kalah atau menang. Menang atau kalah. Bahkan bisa saja seri. Ya, Renata adalah selalu menjadi kompetiterku. Kami saling berkompetisi. Benar-benar rival sejati!!

Seperti kali ini. Dia adalah sainganku dalam memerebutkan proyek iklan sabun dari perusahaan retail besar, PT Uniliv. Aku bersama tiga rekanku membawa bendera konsultan jasa periklanan PT Aramada Agency. Sedangkan Renata bersama empat rekannya itu tergabung dalam konsultan periklanan PT Ihwana comm. Sebelumnya kami tidak pernah bertemu (pastinya!). Padahal pada tender iklan yang lain, aku juga pernah berhadapan dengan PT Ihwana, tapi tidak ada Renata didalamnya. Belakangan ku tahu, dia baru saja bergabung dengan konsultan periklanan asal negeri jiran itu sejak 6 bulan lalu. Masih baru memang, tapi dia sudah mampu merebut jabatan cukup tinggi di perusahaannya. Renata yang kukenal memang begitu! Dia begitu mudah meraih apa yang dia mau sejak dulu. Kalau aku satu perusahaan dengannya, tak kan kubiarkan dia merebut posisi empuk itu. Swear!

Untungnya, pertemuan kaku yang tidak menyenangkan diantara kami itu dipotong dengan seseorang yang tiba-tiba muncul di tengah antara aku dan Renata tanpa kami sadari. “Maaf, anda koordinator tim dari PT Ihwana comm? Silahkan anda dan rekan masuk untuk ujian tender pertama,” ujar perempuan itu sambil memersilahkan Renata. Renata sempat terkesima, lalu mengangguk. Matanya masih menatapku, hingga kemudian beranjak dari posisi berdirinya dan mengajak rekan-rekannya masuk ke ruang meeting. Tanpa bercakap apapun padaku. Ijin apa’kek, atau mohon diri begitu, boro-boro! Dia masih angkuh seperti yang dulu…padaku seorang saja.

Sepeninggal Renata, aku duduk bersama rekan-rekanku di sofa yang ada di ruang tunggu. Teman-temanku yang lain asyik membuka laptop, ipod, dan ber-SMS dengan hp-nya sambil menunggu giliran maju presentasi. Justru aku berupaya membuka-buka kembali bahan presentasi yang sudah dibuat dan memelajarinya sungguh-sungguh. Aroma persaingan yang sudah sekian lama hilang kini hadir kembali. Ya, aku tidak boleh kalah dengan Renata dalam merebut tender iklan sabun ini. Tidak boleh! Seketika aku merasakan semangat bersaing yang sudah terkubur rapat kini hadir kembali dalam jiwaku. Tiba-tiba aku merasa kembali menjadi anak SMU. Masa saat aku begitu gila bersaing segala hal dengan Renata. Segala hal. Tiba-tiba aku merasa gila..

“Serius banget, An. Nggak biasanya,” goda Tina, salah satu rekanku yang duduk di sampingku. Aku tertawa kecut. “Eh, memang kamu kenal sama Renata itu? Siapa dia, An?,” ujarnya setengah berbisik. Aku tutup bahan presentasi itu. Aku hempaskan tubuhku yang sejak tadi duduk tegak di sofa yang empuk itu (sayang banget kalau tidak merasakan empuknya sofa besar itu‘loh). Aku benar-benar lelah dan bosan memelajari bahan presentasi itu. Mendengar pertanyaan Tina, aku jadi terpana sendiri. Ragu harus mengatakan apa tentang Renata, hingga akhirnya ku katakan saja, “Aku kenal Renata. Dia satu sekolahan denganku,” kataku dengan tatapan nanar pada Tina. Rekanku yang imut itu hanya bisa berucap, ”Oh, teman sekolah.” Kemudian Tina kembali asyik dengan Ipodnya. Dan aku (malah) tenggelam dengan memori-memori yang lalu. Memori tentang aku dan Renata. Memori yang sebenarnya malas untuk ku kenang kembali. Itu kubuktikan dengan tidak pernah hadirnya aku dalam acara reunian SMU-ku..Karena aku tidak ingin bertemu lagi dengan Renata..

RENATA..Renata..kalau ku ingat persaingan diantara kami semenjak SMU dulu. Aku ingat betul pertama kalinya kami bersaing adalah saat merencanakan acara menjelang akhir semester kedua sekolah. Waktu itu aku menganggap sekolah kami perlu mengadakan lomba grup band antar SMU se-Jakarta Timur (waktu itu sekolah kami memang berada di lokasi itu). Tapi Renata ngotot menginginkan sekolah kami membuka workshop untuk seluruh pelajar SMU yang tertarik belajar menulis puisi dan tulisan yang berbau kesusasteraan. Kami berdua sempat kekeuh dengan keinginan masing-masing, walau akhirnya gagasan Renata yang diluluskan oleh Ketua OSIS. Dan aku merasa kalah.

Sejak itu aku menganggap Renata adalah sainganku. Oke, aku kalah waktu itu. Tapi tidak dengan yang lain, begitu tekadku. Aku tahu, Renata juga merasakan hal yang sama. Jadilah biar kami satu divisi di OSIS, tapi kami dan semua teman tahu kalau ada perang dingin antara aku dan Renata. Bukan saja di OSIS, aku suka bersaing nilai ujian untuk pelajaran-pelajaran yang dimusuhi banyak teman lain. Fisika, Kimia dan Matematika. Semakin nilai diantara kami tinggi, maka dialah pemenangnya. Biar kami tidak sekelas, tapi kami mudah memeroleh info tentang satu sama lain. Termasuk soal nilai ujian kami masing-masing. Dan aku yang sering memenangkan nilai tertinggi untuk 3 pelajaran eksak itu dari Renata. Biar tak ada perjanjian hitam diatas putih tentang persaingan kami, tapi ya..persaingan tetap berjalan mulus. Semulus-mulusnya.

Aku juga masih ingat bagaimana aku belajar mati-matian untuk tetap memertahankan semua nilai mata pelajaranku agar bisa memeroleh PMDK. Aku juga ingat, bagaimana aku berbulan-bulan mengurangi ngemil cokelat agar tubuhku bisa selangsing Renata. Aku melihat Renata tak kalah hebohnya denganku. Kudengar dia juga berupaya keras untuk memeroleh perhatian dari Bu Indah, guru kimia kami yang memang akrab denganku. Aku juga tahu bagaimana Renata begitu gigih mengikuti kursus keyboard agar semahirku, bahkan bisa melebihiku.

Memang, kalau aku ingat semuanya, aku benar-benar merasa gila!! Tak ada habis-habisnya kami bersaing memerebutkan sesuatu atau merasa paling jago, paling ahli, paling pintar dan paling dan paling..yang paling-paling di sekolah.

Oya, yang paling ‘berkesan’ dalam persainganku dengan Renata adalah ketika kami sama-sama jatuh cinta dengan seorang Anjas. Cowok keren yang baru saja masuk ke sekolah kami waktu di kelas dua. Hanya dia masuk ke kelas B. Bukan C sepertiku, dan bukan A seperti Renata. Aku dan Renata masing-masing berusaha mencuri perhatian Anjas sang arjuna. Sampai cewek-cewek teman kami yang lain tidak berani macam-macam dengan Anjas. Belakangan Anjas malah ngeri dengan kami berdua. Jadilah kami berdua gigit jari. Hahaha..yang itu memang memalukan.

Aku jadi senyum-senyum sendiri mengingat memori persaingan itu. Walau sebenarnya aku benci untuk mengingatnya. “An, giliran kita’nih!,” seruan Elinda yang juga rekan satu timku telah mengaburkan lamunanku. “Oya,” aku bangkit dari dudukku dan siap-siap menuju ke ruang meeting. Mendekati pintu, ku berpapasan dengan Renata. Eh..dia tersenyum! Dia tersenyum padaku. “Selamat berjuang’ya An. Aku duluan,” katanya manis. Aku tak membalas sapaannya itu. Aku bingung, ada apa dengan dia? Apakah dia merasa akan memenangkan tender ini? Jangan-jangan dia ingin aku tidak fokus dengan presentasi nanti karena terbayang-bayang dengan senyumnya itu, yang belum pernah dia lakukan padaku! Dia belum pernah begitu’loh! Hem..boleh jadi. Atau dia sudah melobi PT Uniliv untuk mendapatkan proyek iklan sabun itu, atau..ya, prasangka terhadap senyumnya saja bisa kubuat berkepanjangan. Untungnya aku bisa menguasai diri dengan baik, hingga aku lancar melakukan presentasi untuk tender iklan kali ini.

Aku dan timku sangat puas dengan presentasi tadi. Sampai aku lupa soal persainganku dengan Renata. Sampai kemudian ku lihat sosok Renata sedang duduk di sofa ruang tunggu. Aku heran mengapa dia masih disitu, dan.. “Sudah selesai, An? Kamu mau kembali ke kantor atau..kita bisa berbincang-bincang di kafe bawah?,” sapa Renata dengan (lagi-lagi) senyumnya. Ternyata Renata menungguku sejak tadi di ruang tunggu? Atau dia sempat ke kafe atau tempat lain lalu datang kembali ke ruang tunggu sambil mengira-ngira aku sudah selesai presentasi atau belum?. “Ada apa kamu menungguku?,” ujarku ketus. Dia tersenyum (lagi?). “Aku ingin ngobrol-ngobrol saja denganmu. Sudah lama’kan kita tidak bertemu. Lagi, ini sudah jam empat. Tak usah kembali ke kantor, tak apa’kan?,” ujarnya. Elinda mengangguk padaku. Lalu rekan-rekanku meninggalkanku berdua dengan Renata. Mereka kembali ke kantor dengan mobil kantor yang sudah menunggu sejak tadi dengan pak supir.

Renata mengajakku ke kafe yang ada di lantai basement gedung perkantoran milik PT Uniliv itu. Kami mengambil meja yang terletak agak di pojok. Menyendiri. “Aku benar-benar tidak menyangka aku bisa ketemu kamu disini,” katanya membuka percakapan. “Sama,” kataku singkat. “Hei, kamu masih seperti yang kukenal dulu, Angkuh,“ katanya lagi. Aku menatapnya dalam-dalam, sepertinya dia berkaca dengan sikapnya selama ini padaku. Kami memesan jus jeruk. “Sebenarnya kita punya selera yang sama’ya. Sama-sama suka jus jeruk. Sama-sama suka musik. Suka sastra. Suka puisi. Sama-sama suka sama..Anjas. Dan kita sama-sama suka dengan persaingan yang kita jalani,” Renata mengatakan hal itu dengan mimik serius dan sempat terkekeh kala menyebut ‘Anjas‘. Aku tersenyum kecut. Aku sependapat dengannya. Apa yang dikatakannya memang benar. “Kamu benar-benar menikmati persaingan yang sudah kita lalui bersama?,” tanyaku padanya. Renata menghela nafas. Senyum dan sikapnya yang ramah sejak tadi tiba-tiba berubah. Mimik wajahnya kembali seperti Renata yang kukenal. Dia menatap tajam padaku dan menjawab tegas pertanyaanku, “Sangat.”

Renata, entahlah apakah gadis itu normal atau tidak. Dia sungguh menikmati persaingan yang telah aku dan dia jalani bersama. Aku memandanginya dari ujung rambut hingga dada. Dia memang cantik. Tapi bukan pribadi yang menyenangkan. “Lalu, apa maksudmu mengajakku ke kafe ini? Bukan karena kamu kangen padaku’kan?,” aku tertawa kecil. Dia membalas dengan tawanya yang dipaksakan. “Ya..Herian..aku memang tidak bisa membohongimu. Sejak dulu, kita memang tidak pernah jajan bersama‘kan? Apalagi makan bersama, belum pernah curhat bersama juga, iya’kan? Hahaha..aku jadi ingat sampai sekarang, bagaimana Anjas begitu takutnya pada kita. Aku memaksanya untuk ikut ke pesta ultah berdua saja denganku, begitu juga kamu memaksanya juga. Kita masing-masing suka memaksanya nonton film, belajar bersama, sampai-sampai cowok itu ketakutan. Hahaha..kita benar-benar gila’ya? Kita benar-benar membuat orang jadi gila karena kita,” ujar Renata tertawa keras. Orang-orang disekitar kami sampai memerhatikan kami yang duduk nyaris di pojok. Aku pura-pura tidak memerhatikan mereka. Lalu kamu diam. Hening.

“Herian, aku ingin kamu dan timmu untuk tidak melanjutkan mengikuti tender iklan sabun ini. Lebih baik kamu mundur sekarang daripada kamu malu belakangan,” katanya tegas kemudian. Sudah kuduga. Senyumnya memang bukan tulus dari hatinya. Ini Renata yang sebenarnya. “Kamu tidak bisa semena-mena begitu. Apakah kamu bodoh? Yang menentukan siapa yang mendapatkan proyek iklan itu adalah Uniliv. Bukan kamu. Bukan aku. Jadi..biarkan saja semua berjalan seperti adanya. Aku bekerja untuk perusahaanku, dan kamu begitu,” jawabku yang tak kalah tegas. Renata diam. Tampak dia sedang berpikir. Sebenarnya aku sudah tak ingin berlama-lama lagi dengannya di situ. Lalu aku bangkit dari kursi. Sebelumnya aku letakkan uang lima belas ribu di bawah gelas jus jerukku. Renata menarik tanganku. Dia berusaha mencegahku pergi. “Aku belum selesai bicara. Sebentar saja. Aku ingin kamu mengalah kali ini saja. Sudah berapa kali kamu memenangkan persaingan diantara kita, Herian. Proyek ini penting buat aku. Carilah tender iklan yang lain. Cari yang tidak ada akunya,” katanya merajuk.

Aku benar-benar tidak habis pikir dengan permintaannya itu. Dia tak pernah memohon sampai sebegitunya selama kami bersaing dulu. Belum pernah. Tapi sekarang..mengapa dia seolah takut dengan persaingan kali ini? Aku kembali duduk. Renata tampak lega aku mendengar permohonannya untuk tidak meninggalkannya di kafe itu. “Dengar Renata. Kalau kau pikir aku sangat menikmati semua persaingan yang pernah kita lewati sejak dulu, kamu salah. Aku benar-benar gila dibuatnya. Aku jadi tidak bisa menikmati semua yang kuhadapi dengan sesungguhnya. Aku jadi gila karena aku tidak boleh kalah dengan kamu. Aku jadi gila karena yang kupikirkan adalah bagaimana agar aku bisa menjadi yang paling di sekolah. Paling pintar, paling cantik, paling gaul, semua paling dan jangan sampai tersaingi denganmu. Aku benar-benar gila, Ren…” Kami berdua terdiam. Hening sesaat. Kami sama-sama merasakan kelelahan yang sangat dengan persaingan yang kami buat dari dulu itu. Sangat lelah.

“Ren..sebenarnya kamu tidak perlu khawatir’kan, kalau aku yang akan memenangkan tender itu. Dan aku juga tidak usah takut kalau kamu yang bakal menang dengan tender iklan itu juga. Biar keputusan dipegang Uniliv. Kita tidak perlu gila dibuatnya. Aku capek, Ren. Apa kamu tidak capek dengan permainan konyol masa-masa lalu kita itu? Aku ingin menjalani tender itu sesuai dengan yang ku bisa, karena memang itu pekerjaanku. Aku ingin menikmati pekerjaanku dengan sesungguhnya. Tapi aku tidak ingin melakukannya karena ingin bersaing gila-gilaan denganmu. Aku harap kamu juga begitu. Jangan jadi stres,” kataku sambil menggenggam kedua tangannya. Renata diam. Entah apakah omonganku dicerna sesuai dengan harapanku atau dia punya pandangan lain. Terserah. Lalu aku memohon diri padanya, dan pergi meninggalkan dia seorang diri disana.

Sepanjang perjalanan pulang ku berdo’a, semoga ini pertemuanku terakhir dengannya. Biar Elinda yang akan menggantikanku sebagai koordinator tim tender iklan sabun itu kalau lolos tes pertama nanti. Semoga aku tidak bertemu dengan Renata lagi, Tuhan. Jangan bertemu lagi, Tuhan..please.. Apalagi sampai nanti bersaing merebutkan calon suami yang sama. Aduh….

thanks....jeung moon.....mmuuuach....

Penasaran...? »»

Sabtu, 14 Maret 2009

mawar pertamaku


14 maret 1999 -14 maret 2009

yups.......10 thn yang lalu tepat di tgl 14 bulan maret...
mawar merah seger..........
duh ... seneng.....haru...malu....bangga...
gimana ngga???
di depan temen2 ...di mall....rame.....
makasih say.....
you make me so proud...
everyday is full of love...
thanks for all say...
always love me...
and so....
happy valentine...

Penasaran...? »»

Jumat, 13 Maret 2009

foto2 manasik haji

foto dulu ah di depan kabah
cheeerrrrrrrrs,.........















neh kegiatannya














neh kabahnya


Penasaran...? »»

manasik haji

Kemaren adek bangun pagi sekali jam 05.00 subuh dah heiboh bangunin mama val n papa ombot + kakak angel n odith.Padahal biasanya paling susyah bangun Wuih rekor deh. Mandi paling pagi. biasanya males mandi nih. Ini jam 5 pagi ya… berhubung sudah harus kumpul di sekolahan jam 6 teng :(

Raya dengan kostum haji-nya



saking senengya mpe ga mw lepasin neh baju
hehehehehe..........

Penasaran...? »»

Minggu, 08 Maret 2009

topi cantik slide

Penasaran...? »»

slide

Penasaran...? »»

Sabtu, 07 Maret 2009

chaty tante dewit vs anak val..........

valentin luvly (3/6/2009 8:11:24 PM): mba mama lagi masak .ini angel anak nya mama
dewi teddy (3/6/2009 8:11:47 PM): hai angel...............
dewi teddy (3/6/2009 8:11:58 PM): mama masak apa ni?
dewi teddy (3/6/2009 8:12:03 PM): bocoran dong
valentin luvly (3/6/2009 8:12:06 PM): hai juga tante
dewi teddy (3/6/2009 8:12:49 PM): angel paling besar ya sayang?
valentin luvly (3/6/2009 8:13:19 PM): mama ma goreng ayam tante
valentin luvly (3/6/2009 8:13:36 PM): iya tante
dewi teddy (3/6/2009 8:14:11 PM): dah kelas berapa ni?
valentin luvly (3/6/2009 8:14:32 PM): tiga sd
dewi teddy (3/6/2009 8:15:23 PM): wah dah gede
dewi teddy (3/6/2009 8:15:23 PM): pasti pinter ya
dewi teddy (3/6/2009 8:15:25 PM): hehehehe
valentin luvly (3/6/2009 8:15:40 PM): iya tante
dewi teddy (3/6/2009 8:15:54 PM): halah sama aja sm mamanya
dewi teddy (3/6/2009 8:15:57 PM): narsis.com
dewi teddy (3/6/2009 8:16:05 PM):
valentin luvly (3/6/2009 8:16:13 PM): iya dong
valentin luvly (3/6/2009 8:16:20 PM):
dewi teddy (3/6/2009 8:16:39 PM): anaknya geto....
valentin luvly (3/6/2009 8:17:44 PM): kan sama kaya mamanya
dewi teddy (3/6/2009 8:20:06 PM): sayang mama pinter masak ya..
valentin luvly (3/6/2009 8:20:49 PM): iya tan
dewi teddy (3/6/2009 8:21:03 PM): kayanya tante dewi curiga ni
dewi teddy (3/6/2009 8:21:12 PM): jangan2 yang jawab si mama
dewi teddy (3/6/2009 8:21:14 PM):
valentin luvly (3/6/2009 8:22:14 PM): engga tante
dewi teddy (3/6/2009 8:22:23 PM):
dewi teddy (3/6/2009 8:22:24 PM): iya deh
dewi teddy (3/6/2009 8:22:32 PM): tante percaya...
dewi teddy (3/6/2009 8:22:57 PM): papa nya belum pulang ya
valentin luvly (3/6/2009 8:23:31 PM): belum
valentin luvly (3/6/2009 8:27:25 PM): mama masak tante
dewi teddy (3/6/2009 8:27:47 PM): ya udah
dewi teddy (3/6/2009 8:27:47 PM): hush sana maak dulu
dewi teddy (3/6/2009 8:27:47 PM): angel..........
dewi teddy (3/6/2009 8:27:54 PM): mama kan kayanya ceria terus ya
valentin luvly (3/6/2009 8:28:23 PM): iyadong tan
valentin luvly (3/6/2009 8:28:37 PM):
dewi teddy (3/6/2009 8:29:23 PM): jarang marah dong
dewi teddy (3/6/2009 8:29:23 PM):
dewi teddy (3/6/2009 8:29:45 PM): mama kan ngaku2 cantik
dewi teddy (3/6/2009 8:29:46 PM): cantik beneran ga nich?
dewi teddy (3/6/2009 8:30:02 PM): hayo jujur ya.....
valentin luvly (3/6/2009 8:30:06 PM): iya tante
dewi teddy (3/6/2009 8:30:10 PM): anak kecil ga boleh boong lho
dewi teddy (3/6/2009 8:30:18 PM):
valentin luvly (3/6/2009 8:31:15 PM): engga tan masa sih angel bohong

dewi teddy (3/6/2009 8:31:30 PM): bener2 ni
dewi teddy (3/6/2009 8:31:35 PM): mama sama anaknya sama
dewi teddy (3/6/2009 8:31:44 PM): NARSIS.COM
valentin luvly (3/6/2009 8:32:13 PM): iyalah tan
dewi teddy (3/6/2009 8:32:30 PM): pasti ajaran si mama
valentin luvly (3/6/2009 8:32:46 PM): engga kok
dewi teddy (3/6/2009 8:33:35 PM): hehehehehe
valentin luvly (3/6/2009 8:34:30 PM): tante punya nomor esia? angel juga esia hpnya
dewi teddy (3/6/2009 8:34:42 PM): ada
valentin luvly (3/6/2009 8:34:47 PM):
dewi teddy (3/6/2009 8:34:56 PM): tante dah py no esia angel
valentin luvly (3/6/2009 8:36:33 PM): tante kata mama .mama mau minta nomornya dong
dewi teddy (3/6/2009 8:37:00 PM): bayar dong
dewi teddy (3/6/2009 8:37:12 PM): masa minta gratis
dewi teddy (3/6/2009 8:37:31 PM):
dewi teddy (3/6/2009 8:38:56 PM): kok tante telpon ga bisa ya
valentin luvly (3/6/2009 8:39:55 PM): tante giliran tante minta nomor angel mama kasih
valentin luvly (3/6/2009 8:40:42 PM): angel di kasih dong?

dewi teddy (3/6/2009 8:40:43 PM): halah dia protes pula
dewi teddy (3/6/2009 8:40:54 PM): mama dah punya nomer esia tante sayang
dewi teddy (3/6/2009 8:41:07 PM): xxxxxxx edit
dewi teddy (3/6/2009 8:41:19 PM): tulis namanya tante dewi yang cakep

valentin luvly (3/6/2009 8:44:57 PM): udah nyambung tan nomornya
dewi teddy (3/6/2009 8:45:22 PM): udah sayang
dewi teddy (3/6/2009 8:46:52 PM): eh hayo ngaku angel suka ngintip mama chatting ya....
valentin luvly (3/6/2009 8:49:43 PM): sering banget tan
dewi teddy (3/6/2009 8:50:29 PM):
dewi teddy (3/6/2009 8:50:34 PM): pantesan
dewi teddy (3/6/2009 8:50:37 PM): jadi hapal

valentin luvly (3/6/2009 8:51:31 PM): tapi angel gak afal tan
dewi teddy (3/6/2009 8:51:55 PM): gak hafal apanya nak?
dewi teddy (3/6/2009 8:53:17 PM): lagian buat apa di hafalin?
dewi teddy (3/6/2009 8:53:26 PM): tar juga inget sendiri
valentin luvly (3/6/2009 8:54:35 PM): angel mah kalau tidur kanjam sembilan
dewi teddy (3/6/2009 8:55:11 PM): lha ibi dah jam 9
dewi teddy (3/6/2009 8:55:18 PM): lha ini dah jam 9
dewi teddy (3/6/2009 8:55:29 PM): masih mau makan pisang goreng
valentin luvly (3/6/2009 8:56:26 PM): iyaa tani
dewi teddy (3/6/2009 8:57:01 PM): bagi dong............
valentin luvly (3/6/2009 8:57:32 PM): tan yang tadi salah tan gara - gara raya tan.
valentin luvly (3/6/2009 8:57:57 PM):
dewi teddy (3/6/2009 8:58:09 PM): hehehe
dewi teddy (3/6/2009 8:58:17 PM): raya juga ikutan chat ya
valentin luvly (3/6/2009 8:59:21 PM): engga tan raya cuma mau ganggutan
dewi teddy (3/6/2009 9:00:21 PM): gpp nak
dewi teddy (3/6/2009 9:00:31 PM): ajarin atuh adiknya biar pinter
valentin luvly (3/6/2009 9:20:18 PM): tante ini odith mau bobo
dewi teddy (3/6/2009 9:20:34 PM): eh
dewi teddy (3/6/2009 9:20:41 PM): kirain si mama yang bobo
dewi teddy (3/6/2009 9:20:49 PM): met bobo ya odith
dewi teddy (3/6/2009 9:20:52 PM):
valentin luvly (3/6/2009 9:21:42 PM): makasih tante
dewi teddy (3/6/2009 9:23:13 PM): dah kenyang bobo deh.....
valentin luvly (3/6/2009 9:24:08 PM): iya dong tan
valentin luvly (3/6/2009 9:24:14 PM):
dewi teddy (3/6/2009 9:24:59 PM): mama temenin dong....
dewi teddy (3/6/2009 9:25:07 PM): tuh odith mo bobo
valentin luvly (3/6/2009 9:27:01 PM): mama lagi beres - beres tan
dewi teddy (3/6/2009 9:27:47 PM): jah ini sapa nich
dewi teddy (3/6/2009 9:27:48 PM): angel?
valentin luvly (3/6/2009 9:28:05 PM): iya tan
valentin luvly (3/6/2009 9:30:33 PM): Tan Udah Dulu Ya ANGEL Mau Tidur DuluYa Tan

Penasaran...? »»

Kamis, 05 Maret 2009

si meow.....




meow...meow....

aih .....kucing kecil yang lucu....
bulunya item tebel imut....
wah.....raya ma odith dapet dari mana neh???


kucing kecil....
jangan nakal yach???

eits....kakak angel geli....

ayo...ayo....di mandiin ...

wah...jadi wangi deh...

hmmmm.....lembut bulunya...
kasih nama apa ya??

Penasaran...? »»

Rabu, 04 Maret 2009

puisi buat si kecil




"
Bila Ibu Boleh Memilih"
Anakku..
Bila ibu boleh memilih,
apakah ibu berbadan langsing atau berbadan besar
karena mengandungmu

Maka ibu akan memilih mengandungmu..

Karena dalam mengandungmu ibu merasakan keajaiban dan kebesaran Allah
Sembilan bulan, nak..
Engkau hidup diperut ibu

Engkau ikut kemanapun ibu pergi

Engkau ikut merasakan ketika jantung ibu berdetak karena kebahagiaan
Engkau menendang rahim ibu karena engkau merasa tidak nyaman,
karena ibu kecewa dan berurai air mata


Anakku,

Bila ibu boleh memilih, apakah ibu harus operasi caesar,
atau ibu harus berjuang melahirkanmu,

Maka ibu lebih memilih berjuang melahirkanmu

Karena menunggu dari jam ke jam, menit ke menit
melahirkanmu
Adalah seperti menunggu antrian masuk ke pintu surga
Karena kedahsyatan perjuanganmu untuk mencari jalan keluar kedunia
sangat ibu rasakan

Dan disaat itulah kebesaran Allah menyelimuti kita berdua

Malaikat tersenyum diantara peluh dan erangan rasa sakit
yang tak kan pernah bisa ibu ceritakan pada siapapun
Dan ketika engkau hadir, tangismu memecah dunia

Saat itulah, saat yang paling membahagiakan
segala sakit dan derita hilang
melihat dirimu yang merah,
mendengarkan ayahmu mengumandangkan azan, kalimat syahadat kebesaran Allah dan penetapan hati tentang junjungan kita Rasulullah ditelinga mungilmu

Anakku,

bila ibu boleh memilih,
apakah ibu berdada indah, atau harus bangun tengah malam untuk menyusuimu,
maka ibu akan memilih menyusuimu,
karena dalam menyusuimu,
ibu telah membekali hidupmu dengan tetesan-tetesan
dan tegukan-tegukan yang sangat berharga

merasakan kehangatan bibir dan badanmu di dada ibu dalam kantuk ibu,
adalah sebuah rasa luar biasa yang orang lain tidak bisa rasakan


Anakku,
Bila ibu boleh memilih apakah duduk berlama-lama diruang rapat

atau duduk berlama-lama di lantai menemanimu
menempelkan puzzle

maka ibu akan memilih
menempelkan puzzle denganmu

Tetapi anakku..

hidup memeng pilihan J
ika dengan pilihan ibu engkau merasakan sepi dan merana

maka maafkanlah nak..

Maafkan ibu

Maafkan ibu

Percayalah nak,
ibu sedang menyempurnakan puzzle kehidupan kita

agar tiada satu kepingpun bagian puzzle kehidupan kita
yang hilang

Percayalah nak..

Sepi dan rana mu adalah sebahagian duka ibu

Percayalah nak..

Engkau akan selalu menjadi belahan nyawa ibu..

By
. Ratih Sanggarwati.

Penasaran...? »»

Selasa, 03 Maret 2009

liburan keluargaku.......




Penasaran...? »»

Senin, 02 Maret 2009

harta terindah

neh Raya Bintang Pegasus...............
waduh kacamatanya boleh juga tuh..........




neh kakak Angelina Eka Safitri n Mahadewi Bunga Aphrodith lagi bergaya ala Barbie.......

Penasaran...? »»

SUPERMOM..........


i am a SUPERMOM.....
menjadi seorang supermom ga mudah lo???
seorang mom haruslah yg bisa menjaga keluarganya baik2
mengurus keluarga tanpa pamrih
gmn ga??
cb deh klow mom lg pergi pasti di cariin
trus klow mau nyari apa gto pasti "ma........."
padahal barang ntu jg bukan mom yg nyimpen
tp pasti di tangan mom semua bisa ketemu
so hidup "Supermom"

ada sumbernya di google

Penasaran...? »»